ShopDreamUp AI ArtDreamUp
Deviation Actions
Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan
O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara
O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Berhentilah mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara
Bau anyir darah yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan!
Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.
(Sajak ini dibuat di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan
dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei 1998)
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan
O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara
O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Berhentilah mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara
Bau anyir darah yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan!
Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.
(Sajak ini dibuat di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan
dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei 1998)
MEMANDANG DOA SEBELAH MATA
Aku sudah sering tertidur tanpa berdoa. Ironisnya, aku gak mau anakku membenamkan diri dalam alam tidur tanpa mengirim doa kepada siapapun. Tidak adil memang. Aku selalu menuntunnya berdoa sebelum tidur, memohon padaNya diistirahatkan dan dibangunkan dari 'kematian' sementara itu. Bila hidup ini layak aku jalani karena kemanfaatannya, itu tambahan buatku sendiri. Berdoa sebelum tidur buat Jasmine, seringkali aku berikan kesempatan untuk dia membangun keinginan dan harapannya sendiri. Mulai dari kesehatan, keselamatan, menjadi generasi baru yang uinggul dan menikmati rizki yang halal. Juga mengirim doa-doa untuk orang tua kami, saudara kami, t
TANGAN TUHAN
Kemaren malam aku pulang dalam keadaan terseok-seok. Bukan fisik, tapi sebal karena setelah hampir 2 jam di Gramedia Expo aku kehilangan mood beli buku karena crowd yang luar biasa. Diskon 30% kecuali elektronik untuk grand opening mereka. Pulang, memulai ritual malamku yang baru, putar player kenceng dan melupakan tetangga. Paling nggak, rumah di kanan dan kiri rumahku belum berpenghuni. Antara pengen tidur dan kepikiran beberapa urusan (termasuk harus ngumpul proposal yang belum bertanda tangan besok) aku matikan musik dan nyalakan TV. Tak lupa timer 90 menit. Lazio sedang ditinggalkan Bologna yang meledak-ledak. Geser channel sedikit, berj
Catatan 1429 dari Sukajadi
Aku pengen menulis beberapa catatan yang mungkin juga bermakna kegagalan. Tentang bulan yang memberi kesempatan untuk mengembangkan aktivitas filantropis, tapi ternyata tidak termanfaatkan dengan baik. Saat orang-orang berpeluh dan berhimpitan lalu meregang nyawa untuk 30 ribu perak, sekelompok orang di TV tertawa-tawa gak penting, membuang-buang motor dan jutaan rupiah dengan senda gurau dalam semangat mendakwahkan produk. Lewat tanya jawab bodoh. Channel-channel yang menawarkan kesejukan jadi terasa sunyi di situ. Seperti surau berpunggungan dengan hipermarket. Dan surau kecil itu pagi ini menyengat lagi: beberapa hal diharamkan untuk kita
DETIK-DETIK YANG MEREMAJAKAN DIRI
Lagu "Tanah Air" melangut bersama malam, di hamparan tambak, tempat kami tinggal. Sebuah semangat yang meremajakan diri untuk mencari rasa kepemilikan atas tempat kita menitipkan diri pada hidup yang berlari. Mungkin lebih besar, pada tempat yang secara imajiner kita cantumkan sebagai "negara" di ID card kita. Dan di atas perjanjian atas kepemilikan yang satu, kita telah banyak kecewa, mungkin juga merasa tersia-sia. Tak jarang juga ada yang merasa ditinggal janji-janji mereka yang mengaku akan mengurus "negara".
Baiklah, biarkan konsep semacam itu selalu terasa imajiner, paling tidak kita bisa selalu menaruh harapan bahwa selalu ada besok y
© 2008 - 2024 ramok
Comments9
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Hebat sajaknya. Sampai sekarang masih berlaku, atau kembali lagi ke masa itu...